Dr. Dwirani Amelia, Sp.OG dari RS Budi Kemuliaan, Jakarta menjelaskan bahwa Sindroma Ovarium Polikistik (SOP) adalah sekumpulan gejala yang disebabkan oleh gangguan kesimbangan hormonal yang cukup sering dijumpai pada perempuan di usia reproduktif.
Gejala dan tanda yang muncul pada sindroma ini menurut Dr. Lilik sapaan akrab dr. Dwirani merupakan akibat dari berlebihnya hormon androgen yang pada kondisi normal memang dihasilkan oleh ovarium, tetapi pada sindroma ini produksi androgen menjadi berlebihan disebabkan oleh hal yang hingga saat ini tidak diketahui secara pasti.
(Baca juga: Tips Agar Cepat Hamil)
"Yang dapat kita ketahui hingga saat ini adalah, kenaikan hormon androgen yang kemudian mempengaruhi hormon seks lain (estrogen dan progesteron) untuk tidak diproduksi dengan normal. Akibatnya ovarium tidak mendapatkan rangsangan hormonal yang cukup untuk menghasilkan ovum atau sel telur. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi keseimbangan hormonal selanjutnya," ucap dr. Lilik.
Hal lain yang menyertai SOP adalah ketidak mampuan jaringan untuk memanfaatkan insulin, hormon yang membantu tubuh untuk mengolah gula. "Akibatnya terdapat kenaikan kadar insulin dalam tubuh, yang juga akan menyebabkan pengeluaran androgen yang lebih tinggi lagi," tambah dr. Lilik.
Gejala yang muncul akibat berlebihnya hormon androgen papar dr. Lilik, antara lain:
- Munculnya tanda-tanda maskulin pada perempuan seperti tumbuhnya rambut-rambut halus seperti kumis, rambut-rambut di tungkai yang lebih tebal dan jerawat yang lebih banyak.
- Selain itu, akibat kekacauan keseimbangan estrogen-progesteron, akan terjadi gangguan haid. Haid menjadi kacau, jarang atau bahkan berhenti, serta tentu saja gangguan ovulasi.
<iframe class="embedv" width="620" height="415" src="http://ift.tt/2eOkOYS; frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Baca Berita Asal
Mengenal Sindroma Ovarium Polikistik
Rona Kehidupan
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenal Sindroma Ovarium Polikistik"
Post a Comment