1. Chiropractic
Putri mantan Vice President Communication PT PLN Alfian Helmy Hasyim tersebut mengalami sakit pada bagian belakang dan melakukan terapi sebanyak dua kali di klinik tersebut sebelum akhirnya meninggal sehari setelahnya pada 7 Agustus 2015.
"Allya Siska Nadya menghembuskan napas terkahir setelah dua kali terapi chiropractic di Chiropractic First di Pondok Indah Mall 1, Jakarta Selatan. (Dok. Facebook Allya Siska Nadya)."
Ketua PB IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis, Sp.OG, Chiropractic termasuk pengobatan tradisional dan belum masuk ilmu kedokteran modern. Sementara, berdasarkan WHO Guidelines on Basic Training and Safety in Chiropractic, chiropractic memiliki pengertian manipulasi tulang belakang.
Metode ini bisa menimbulkan beberapa risiko kesehatan bila dilakukan dengan tidak tepat, yaitu menyebabkan kecelakaan pembuluh darah (seperti dugaan yang terjadi pada Allya), kecelakaan verteborbasilar (suplai darah ke bagian belakang otak mengalami gangguan), sindrom Horner (gangguan pada saraf yang mengendalikan wajah dan mata), paralisis diafragma (kegagalan total diafragma), serta keretakan tulang rusuk dan pemisahan kostokondral.
Chiropractic menggunakan pendekatan manajemen konservatif, sehingga harus dilakukan oleh praktisi yang benar-benar terampil.
Chiropractic First tersebar di banyak negara. Di Jakarta terdapat 10 cabang. Semua cabang Chiropractic First terletak di mal mewah, seperti Pondok Indah Mall, FX Sudriman, Puri Mall, dan Grand Indonesia. Klinik chiropractor mempekerjakan tenaga medis dari luar negeri.
(Baca juga: Masalah di Dunia Kesehatan yang Menghebohkan Sepanjang 2015)
2. Vaksin palsu
"Peredaran vaksin palsu sempat membuat heboh dunia kesehatan tahun 2016 di Indonesia, dan baru terungkap sejak diduga beredar sejak 2003. (Dok. Dailymail)."
Terkuaknya kasus praktik peredaran vaksin palsu untuk bayi berawal dari informasi masyarakat dan pemberitaan di media massa mengenai adanya bayi yang meninggal setelah diimunisasi di pertengahan tahun 2016. Ternyata, ini bukanlah kasus baru.
Vaksin palsu diduga beredar sejak 2003. Tidak hanya klinik, rumah sakit swasta pun ada yang menjual vaksin palsu. Keuntungan besar jadi alasan klinik maupun rumah sakit menjual vaksin palsu. Harga vaksin palsu jauh lebih murah, yaitu Rp 150 hingga Rp 300 ribu, dibandingkan harga vaksin asli yang mencapai Rp 900 hingga Rp 1 juta.
Terdapat 14 rumah sakit dan enam bidan dalam keterlibatan vaksin palsu dimana sebagian besar berada di Bekasi, Jawa Barat. Pada Agustus 2016, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengungkapkan ada 1.500 bayi/anak terverifikasi menggunakan vaksin palsu di tiga provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Pada Juli 2016, Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menjelaskan, pihaknya belum mengatahui persis zat yang terkandung di dalam vaksin palsu karena sudah dijadikan barang sitaan. Ia menambahkan, jika vaksin yang diduga mengandung antibiotik gentamicin dicampur dengan cairan infus, maka tidak memiliki efek samping.
Vaksin asli berfungsi memberikan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada balita. Vaksin berasal dari kuman yang dilemahkan dan membentuk sistem imun. Balita akan kebal terhadap berbagai penyakit jika mendapat vaksin asli.
Baca Berita Asal
Chiropractic dan Vaksin Palsu Jadi Kasus Kesehatan Paling Disoroti Sepanjang 2015
Rona Kehidupan
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Chiropractic dan Vaksin Palsu Jadi Kasus Kesehatan Paling Disoroti Sepanjang 2015"
Post a Comment