Natasha Devon, spesialis kesehatan mental anak yang ditunjuk Pemerintah Inggris mencoba mencari cara bagaimana sekolah bisa ikut membantu mengatasi masalah tersebut.
"Kita perlu mencari tahu mengapa kesehatan mental menjadi masalah nomor satu dengan melakukan pendekatan yang benar," ujar Devon dalam Konferensi Kepala Sekolah, seperti dilansir The Independent.
Dia melanjutkan, jika anak yang mengalami penganiayaan menunjukkan gejala depresi, maka hal yang mereka butuhkan adalah penghentian tindakan tersebut. Mereka perlu merasa aman kembali, bukan diberikan terapi atau obat anti-depresan.
Generasi muda di zaman modern mengalami tekanan yang lebih berat dari generasi sebelumnya. Budaya yang ketat dan tekanan akademik membuat kesehatan mental mereka memburuk.
Di Inggris, penilaian akademik yang berlebihan di usia muda dan hutang mahasiswa merupakan faktor tertinggi penyebab anak depresi sebelum berusia 21 tahun.
Pekan lalu, Pemerintah Inggris mengeluarkan data tentang masalah kesehatan mental yang dialami anak dan keluarga mereka. Berdasarkan data, disebutan bahwa baik anak maupun orangtua memilik masalah dalam hal penganiayaan pada diri sendiri, orientasi seks, identitas gender, gangguan makan dan 'menjadi orangtua di era digital;.
Penelitian tersebut menemukan bahwa 850 ribu anak yang berusia 5-16 tahun mengalami masalah kesehatan mental, dan sekitar tiga anak dalam satu kelas akan terpengaruh.
Sementara, orangtua yan megalami gangguan mental, lebih dari setengahnya telah mengalami gejalanya sejak berusia 14 tahun.
Dokter mengatakan, intervensi dini menjadi sangat penting untuk mengidentifikasi masalah dan membantu mengelola kondisi tersebut untuk menuju masa remaja atau dewasa yang lebih baik.
Baca Berita Asal
Terapi Mental Bukan Solusi Atasi Depresi pada Anak
Rona Kehidupan
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terapi Mental Bukan Solusi Atasi Depresi pada Anak"
Post a Comment