Search This Blog

Waspadai Glaukoma, Si 'Pencuri' Penglihatan

Metrotvnews.com, Jakarta: Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2014 menunjukkan bahwa 2 persen kebutaan di dunia disebabkan oleh glaukoma.

"Glaukoma adalah penyakit saraf mata di mana terjadi kerusakan saraf disertai gangguan lapangan pandang dan biasanya akibat tekanan bola mata yang tinggi. Penyakit ini sering disebut pencuri penglihatan karena membuat sering pasien tidak menyadari dia memiliki glaukoma sampai lapang penglihatan menyempit dan sudah terlambat," jelas dokter mata dari Jakarta Eye Center, Dr. Zeiras Eka Djamal, SpM, saat ditemui Metrotvnews.com.

Normalnya, tekanan bola mata berada di kisaran 10-21 mmHg. Namun, pada penderita glaukoma, tekanan mata bisa mencapai lebih dari 2140 mmHg. Pada kasus yang berat, tekanan bola mata bahkan bisa mencapai tekanan 60-80mmHg di mana pasien merasa sakit kepala yang sangat berat disertai mual dan muntah.

Penyebab Glaukoma dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan etiologinya, yaitu sebagai berikut.

a. Primer
Glaukoma primer adalah glaukoma yang tidak diketahui penyebab pastinya dan yang biasanya disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik.

b. Sekunder
Pada glaukoma ini, kita dapat mengidentifikasi faktor risiko penyebab glaukomanya. Beberapa penyebab atau faktor risiko glaukoma antara lain, pemakaian steroid dengan tak tepat seperti pemakaian obat tetes steroid jangka panjang, steroid dalam obat asma dalam bentuk inhalasi obat, glaukoma pasca-operasi; memiliki riwayat trauma seperti benturan; glaukoma akibat komplikasi katarak ; miopi tinggi (lebih dari 6); dan kadar gula tak terkontrol dengan baik bagi penderita diabetes.

Gejala
Gejala Glaukoma sering tidak memiliki gejala sehingga disadari saat sudah terlambat. Awalnya, penderita akan mengalami penyempitan lapang pandangan secara perifer atau di bagian samping. Namun, semakin lama, bagian tengah pun mulai menyempit hingga pada akhirnya mengalami kebutaan.

Jenis
Ada beberapa jenis glaukoma yang diketahui saat ini, yaitu:

1. Glaukoma primer sudut mata terbuka
Kondisi ini terjadi karena adanya gangguan pengeluaran cairan dalam bola mata (akuos humor) dari anak mata (pupil) ke sudut bilik depan mata. Gangguan terjadi pada saluran terbuka atau anyaman trabukular sehingga tidak bisa keluar dan menyebabkan tekanan yang tinggi karena tertahan.

2. Glaukoma primer sudut tertutup akut Glaukoma primer sudut tertutup terjadi karena adanya hambatan pada saat akuos humor ke bilik depan mata karena terjadi penyempitan di saluran menuju anyaman trabukular.  Glaukoma jenis ini menyebabkan serangan mendadak seperti sakit kepala, penglihatan buram, dan mata memerah. Langsung terapi laser biar saluran terbuka lagi.

3. Glaukoma primer sudut tertutup kronik
Pada kondisi ini, pasien tak bisa menyadari penyakit ang derita karena tekanan bola mata naik secara perlahan dan tidak menunjukkan gejala apapun.

4. Glaukoma kongenital
Ini adalah jenis glaukoma yang terjadi pada bayi hingga anak usia 3 tahun. Beberapa gejala yang dialami adalah bola mata berukuran besar tak normal, mata berair, dan ada bercak putih pada bola mata.

Diagnosis
Diagnosis untuk memastikan glaukoma, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan yaitu pemeriksaan tekanan bola mata, pemeriksaan lapangan pandang dan pemeriksaaan ketebalan saraf mata. Pemeriksaan lapang pandang dilakukan dengan alat pemeriksaan Humphrey dan pemeriksaan saraf mata menggunakan Optical Coherence Tomography (OCT).

Pengobatan
Pengobatan terapi glaukoma bertujuan untuk mengontrol tekanan bola mata. Terapi Glaukoma tidak bisa mengembalikan penglihatan seperti sedia kala karena pada dasarnya telah terjadi kerusakan pada bagian saraf. Oleh karena itu, pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk mengontrol tekanan bola mata sehingga penglihatan yang ada sekarang bisa tetap dipertahankan dan diharapkan penglihatan tidak memburuk.

Berikut adalah macam pengobatan glaukoma

1. Obat-obatan
Jenis obat yang diberikan biasanya berupa obat tetes. Apabila diperlukan, dokter dapat memberikan obat minum untuk mengontrol tekanan bola mata.

2. Laser
Saat ini ada beberapa teknologi laser yang bisa diterapkan pada terapi Glaukoma seperti Laser Periferal Iridotomy (LPI), Selective Laser Trabeculoplasty (SLT) maupun Transscleral Cyclo Photocoagulation (TCP). Pada pasien dengan sudut bilik mata tertutup, LPI dapat digunakan untuk membuka sudut bilik mata depan dengan tujuan mengontrol tekanan bola mata. Laser SLT dapat dilakukan pada glaukoma sudut terbuka dan TCP dapat dilakukan pada kedua jenis glaukoma untuk mengontrol tekanan bola mata.

3. Operasi
Bila pemberian obat-obatan tidak mempan karena beberapa faktor tertentu, seperti intoleran obat (alergi) atau tekanan bola mata yang terlalu tinggi atau kerusakan saraf sudah parah sehingga obat dianggap tidak efektf, tidak obat sudah tak bisa mengontrol; maka operasi menjadi pilihan.  Operasi dilakukan untuk membuat lubang/saluran sehingga cairan yang tersumbat bisa mengalir keluar. Ada dua jenis operasi yang dilakukan, yaitu secara manual atau menggunakan alat selang.

Pencegahan
Pencegahan Bagi seseorang yang memiliki faktor resiko glaukoma seperti riwayat keluarga dengan glaukoma, diabetes, myopia tinggi, hipermetropia, pengguna steroid jangka panjang sebaiknya mulai melakukan skrining sebagai upaya deteksi dini selama setahun sekali terutama ketika mulai menginjak usia 40 tahun.

Bila tidak ada tanda-tanda penyakit ini, tetap lakukan skrining berkala minimal dua tahun sekali. Deteksi dini dan terapi dini merupakan cara paling efektif dalam mencegah kebutaan akibat glaukoma. Pasien yang sudah menjalani terapi ataupun operasi Glaukoma, disarankan untuk kontrol rutin untuk memastikan tekanan bola mata terus terkontrol.

 
Baca Berita Asal
Waspadai Glaukoma, Si 'Pencuri' Penglihatan
Rona Kehidupan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Waspadai Glaukoma, Si 'Pencuri' Penglihatan"

Post a Comment

Powered by Blogger.