Search This Blog

Makna Ritual Sembahyang di Klenteng

Metrotvnews.com, Jakarta: Dupa dan bakar kertas menjadi barang wajib saat ritual sembahyang di dalam klenteng. Oey Tjin Eng, Humas dari Klenteng Boen Tek Bio di Tangerang mengungkapkan, dalam beribadah di klenteng, ada tiga benda yang umumnya digunakan, yaitu dupa, kertas emas, dan lilin. Ketiga benda tersebut memiliki makna yang berbeda.

Pertama, umat yang datang beribadah akan mengambil tiga batang dupa (hio) untuk sembahyang ke dalam altar utama. Ketiga batang tersebut melambangkan Tuhan (Tian), bumi (Di/Kun), dan leluhur (Ren). Kemudian, dupa dinyalakan dan umat membungkuk ke arah depan, yaitu kepada Tuhan.

Setelah itu, umat membungkuk ke dalam altar utama untuk menghormati tuan rumah (dewa/dewi besar yang paling ditinggikan di klenteng tersebut), lalu ke arah kiri dan kanan untuk menghormati sesamanya yang berbeda agama.  

Ada juga kertas emas (kim cua) tiga lembar yang dibakar bersamaan di pagoda untuk menaikkan permohonan pada tiga dewa. Masing-masing dari kertas tersebut memiliki permohonan tersendiri yaitu berkah, banyak anak,  pangkat, serta panjang umur.

Terakhir, ada lilin yang diletakkan di pinggir altar utama. Fungsi dari lilin tersebut adalah untuk menerangi hati para umat yang sedang gundah. Penyalaan lilin ini tidak wajib dilakukan.

Setelah sembahyang di altar utama, para umat juga bisa melanjutkan sembahyang untuk para dewa yang berbeda di dalam tempat sembahyang yang lebih kecil.

"Klenteng ini adalah tempat sembahyang tiga agama: Buddha, Kong Hu Cu, dan Tao. Masing-masing memiliki dewa yang berbeda. Di Boen Tek Bio, tempat sembahyang kecil ini diperuntukkan untuk mereka. Misalnya, pada tempat pertama dan kedua untuk dewa agama Buddha, sementara tiga sampai sepuluh untuk dewa agama lainnya," ujarnya saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Selasa (25/1/2017).

Klenteng Boen Tek Bio dibuka setiap hari selama 24 jam.Umat bebas bersembahyang kapan saja meskipun ada kebaktian khusus untuk tiap agama, misalnya kebaktian Buddha yang diadakan Vihara Boen San Bio.

Rata-rata jumlah pengunjung yang datang ke klenteng tersebut sebanyak 150-200 per hari dan menjadi tiga kali lipat di akhir pekan.

Waktu berkunjung pun silih berganti, tanpa ada waktu tertentu. Namun, ada masa-masa tertentu dimana jumlah umat yang sembahyang meningkat menjadi 1.000-1.500 orang, seperti setiap tanggal 1 dan 15 penanggalan Imlek.
Baca Berita Asal
Makna Ritual Sembahyang di Klenteng
Rona Kehidupan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Makna Ritual Sembahyang di Klenteng"

Post a Comment

Powered by Blogger.