Dalam penelitian yang diterbitkan jurnal Science Advances, penelitian pertama yang mengidentifikasi mekanisme bahan kimia zat tahan api yang biasa terdapat dalam perabotan furnitur rumah tangga seperti sofa atau kasur, dan pestisida DDT yang menghalangi protein utama sebagai penghilang racun dalam tubuh.
P-glikoprotein, protein yang bersangkutan, berfungsi menghilangkan racun yang masuk ke dalam tubuh. Penelitian baru menunjukkan bahwa polutan organik yang persisten (POP), mengunci protein tersebut sehingga tak bisa berfungsi normal.
"Bahan kimia lingkungan membentuk interaksi intim. Tapi bukannya diusir, protein ini mengganggu fungsi p-glikoprotein," kata penulis studi Amro Hamdoun dari Scripps Institution of Oceanography di University of California, San Diego seperti dilansir Time.
Masalah POP bukanlah hal yang baru. Sudah banyak kampanye kesehatan yang berusaha untuk menghapus POP selama puluhan tahun. Bahkan, pada 2011 lalu, beberapa negara telah berkomitmen untuk mengurangi paparan akan protein tersebut dalam tubuh manusia.
HIngga kini, para ilmuwan tidak mengetahui secara persis bagaimana polutan bisa merugikan manusia. Awalnya, mereka berpikir POP sedikit mengenai protein. Namun, dari studi terbaru menunjukkan protein tersebut benar-benar berinteraksi dan mengganggu fungsi p-glikoprotein.
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa POP eksis pada tingkat yang berisiko. Beberapa ikan yang ditangkap di Pantai Louisiana, Teluk Meksiko, ditemukan memiliki kadar polutan yang dapat menghambat pertumbuhan p-glikoprotein. Temuan ini menganjurkan manusia untuk mulai menghindari masuknya POP dalam tubuh.
Hamdoun menambahkan, POP juga bisa terdapat dalam daging dan susu.
"Sangat penting untuk memastikan ikan-ikan dengan POP tidak ada dalam makanan kita," ujarnya.
Baca Berita Asal
Polutan dalam Ikan Dapat Membahayakan Imunitas Manusia
Rona Kehidupan
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Polutan dalam Ikan Dapat Membahayakan Imunitas Manusia"
Post a Comment