Search This Blog

Lepas Dahaga dengan Dawet Ireng Prambanan Ngundi Roso

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Yogyakarta kaya akan kuliner tradisional yang enak. Di Kota Budaya ini, wisatawan bisa mencicipi aneka makanan dan minuman tradisional khas Jawa yang lezat.

Salah satu minuman khas Jawa yang terkenal di Yogyakarta adalah Dawet Ireng Prambanan. Dinamai ireng yang dalam bahasa Jawa artinya hitam karena warna dawetnya yang berwarna hitam keabu-abuan.

Jika Anda melewati jalan Yogyakarta-Solo yang berada di daerah Prambanan di siang hari, anda akan menemukan deretan penjual Dawet ireng di sisi selatan. Para pelancong yang hendak menuju atau meninggalkan Yogyakarta kerap mampir ke para penjual Dawet Ireng untuk melepas dahaga atau lelah. Cuaca Yogyakarta di siang hari yang sangat terik dan menyengat sering menimbulkan rasa haus dan lelah. Dawet Ireng sangat pas untuk melepas dahaga dan penat sementara.

Di antara deretan penjual dawet ireng Pramban, Dawet Ngundi Roso adalah penjual dawet yang paling terkenal dan enak. Dawet kaki lima ini adalah penjual dawet ireng pertama di daerah Prambanan Yogyakarta yang sudah berjualan sejak tahun 1990.

Tempat berjualan dawet ireng Ngundi Roso amat sederhana. Hanya sebuah bangunan pinggir jalan sepeti bekas bengkel yang beralaskan semen dan beratap anyaman bambu berukuran sekitar 2 x 4 meter. Ada beberapa bangku-dan meja terbuat dari bambu untuk pembeli duduk. Tempat menyimpan dawetnya adalah kendi pikulan berwarna coklat. Namun, kebersihan dan rasanya tak perlu dipertanyakan.

Setiap kali mampir ke Dawet Ngundi Roso, pembeli tak pernah sepi. Bahkan, saat akhir pekan deretan mobil beberapa bus pariwisata kerap terparkir di pinggir jalan. Para pelanggannya pun beragam dan dari semua kalangan. Mulai dari masyarakat kecil seperti tukang becak hingga pejabat, politikus seperti Anas Urbaningrum hingga keluarga Keraton Yogyakarta.

"Pak Anas dulu kalau ke Yogyakarta sering mampir minum dawet ke sini. Saya juga sering diundang ke acara keraton sama Ngarso dalem (Sri Sultan Hamengkubuwono X) ," tutur pemilik Dawet Ireng, Karno Cipto(52).

Segelas Dawet ireng berisi dawet berwarna hitam keabu-abuan yang ditambah dengan gula jawa dan santen. Agar lebih nikmat, Dawet ireng biasa dicampur dengan tape ketan berwarna putih. Segela dawet ireng tanpa tape dibandrol seharga Rp 2.500. Jika ditambah tape ketan menjadi Rp 3.000.

"Saya nda mau kasih harga mahal-mahal biar bisa dibeli semua orang," ujar ayah tiga anak ini.

Saat diminum, gula dan santan menyatu dengan sempurna bersama kenyalnya dawet ireng sehingga menciptakan rasa dawet yang tidak terlalu manis, dan sedikit asam karena campuran tape ketan. Haus dan lapar akan hilang seketika dengan kesegaran dawet ireng.

Karno membuka dawet irengnya dari pukul 09.00 hingga pukul 14.00 WIB. Dalam sehari Karno mampu menjual sekitar 800 porsi. Tapi saat sedang ramai ia bisa menjual lebih dari 1.500 porsi. Dengan dibantu tiga karyawannya,ia melayani pembeli dengan ramah setiap hari.

Walau Dawet ireng Ngundi Roso sudah terkenal, Karno tak ingin memindahkan tempat jualannya ke bangunan yang lebih bagus. Hal ini untuk mempertahankan harga dawetnya agar tetap ekonomis dan terjangkau. "Saya tetap disini saja. Biar kaki lima, tapi nomer satu yang saya jaga adalah kebersihan dan kerapihan tempat. Biar pembeli nyaman," kata pria berkulit sawo matang ini.

Ya, di mata pembeli, kebersihan tempat serta rasa dawet yang tidak terlalu manis adalah sesuatu yang membedakan dawet ireng Ngundi Roso dengan penjual dawet lainnya.

Wahyu Agus (50) salah seorang pelanggan Pak Karno mengatakan, tertarik mampir ke Ngundi Roso karena rasa dawetnya yang khas yang tidak terlalu manis. Pria asal Solo ini selalu mampir bersama keluarga ke Dawet Ireng Ngundi Roso setiap kali melancong ke Yogyakarta.



"Dawet irengnya enak, gulanya enggak terlalu manis karena pakai gula alami. Rasa tapenya juga beda dan lezat," ujarnya.

Walau sudah terkenal, Karno tak pernah pelit berbagi ilmu. Ia membagi ilmu membuat dawet ireng kepada warga di kampungnya di Bayat, Klaten. Kini sebagian besar warga di kampungnya juga berjualan Dawet Ireng.

"Harta dan kekayaan tidak akan kita bawa saat mati. Biarpun tetangga saya jualan dawet ireng juga, saya tidak pernah merasa tersaingi. Karena rezeki sudah ada yang mengatur," tutupnya.

 
Baca Berita Asal
Lepas Dahaga dengan Dawet Ireng Prambanan Ngundi Roso
Rona Kehidupan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Lepas Dahaga dengan Dawet Ireng Prambanan Ngundi Roso"

Post a Comment

Powered by Blogger.