Search This Blog

Minyak Nabati Tak Selamanya Sehat

Metrovnews.com, Jakarta: Margarin atau minyak hewani dianggap sebagai salah satu sumber lemak jenuh yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Itu mengapa, banyak orang lebih memilih menggunakan minyak nabati atau minyak sayur sebagai gantinya karena dianggap lebih sehat. 

Namun, penelitian yang ditebitkan BMJ belum lama ini mengungkapkan, minyak nabati justru meningkatkan risiko penyakit jantung, bukan menguranginya.

Christopher Ramsden, investigator medis di National Institutes of Health, bersama para rekannya meneliti data dari Minnesota Coronary Experiment pada periode 1968 hingga 1973. Mereka menemukan, tidak semua hasil uji coba terhadap minyak nabati dipublikaskan. 

Dalam studi tersebut, tercatat lebih dari 2.300 partisipan menjalani pola diet yang berubah-ubah. Mereka mencoba segala jenis minyak, mulai dari minyak nabati, hingga minyak hewani.

Ramsden menemukan, mereka yang makan lebih banyak minyak nabati (kebanyakan minyak jagung) mengalami penurunan kolesterol sebanyak 14 persen. Namun, setahun kemudian, mereka tidak menemukan penurunan angka dalam hal penyakit jantung. Faktanya, untuk setiap 10 mg/dL penurunan kolesterol, akan ada peningkatan kematian sebesar 22 persen. Jadi, mereka yang makan lemak daging kemungkinan hidup lebih lama dibanding mereka yang beralih ke minyak sayur.

"Hipotesis diet jantung memprediksi semakin sedikit jumlah kolesterol, semakin Anda menjadi baik. Namun kami menemukan hal sebaliknya," ujarnya, seperti dikutip Time. 

Penyebabnya, lemak tak jenuh dalam minyak nabati akan muncul setelah dipanaskan, dan hal tersebut menimbulkan efek berbahaya bagi jaringan tubuh, dan memicu peradangan yang dapat menyebabkan plak pada pembuluh darah hingga serangan jantung.
Baca Berita Asal
Minyak Nabati Tak Selamanya Sehat
Rona Kehidupan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Minyak Nabati Tak Selamanya Sehat"

Post a Comment

Powered by Blogger.