Penemuan tersebut menunjukkan bahwa konsumsi rendah hingga sedang atau satu hingga tujuh gelas alkohol dalam seminggu tak memengaruhi kesuburan untuk segala jenis tipe alkohol.
Namun, para wanita yang absen minum alkohol selama masa kesuburan hingga hamil tidak termasuk dalam kategori ini karena fetus mudah terserang alkohol pada minggu-minggu awal setelah pembuahan.
"Menjauhi total mungkin tak memengaruhi angka pembuahan jika konsumsi alkohol sedang," ujar Annie Britton dari University College London.
Di negara berkembang, sekitar 24 persen pasangan mengalami infertilitas, di mana belum terjadi pembuahan selama 12 bulan.
Berdasarkan pedoman resmi di beberapa negara seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Denmark, wanita yang ingin hamil seharusnya berhenti mengonsumsi alkohol.
Namun, kandungan alkohol mana yang memengaruhi infertilitas masih belum jelas.
"Meski demikian, akan lebih bijak jika menghindari alkohol untuk mencegah gangguan dalam siklus haid dan bahaya pada janin di awal kehamilan," tambah Britton.
Jika sebuah pasangan mengalami kesulitan dalam pembuahan, sebaiknya keduanya menghentikan kebiasaan tersebut.
Studi tersebut melibatkan 6.120 wanita Denmark berumur 21-45 tahun untuk melihat hubungan antara konsumsi alkohol di awal dan waktu kehamilan.
Studi ini juga meneliti pada jenis alkohol yang mencakup bir, anggur, dan spirit. Dilaporkan bahwa konsumsi bir (botol 330 ml), anggur merah atau putih (gelas 120 ml), anggur penutup (gelas 50 ml), dan spirit (20 ml) dikategorikan sebagai standar dalam per minggu.
Terdapat 37 kehamilan dari 307 siklus pada wanita peminum alkohol, sedangkan terdapat 1.381 kehamilan dalam 8.054 siklus pada wanita yang bukan peminum.
Baca Berita Asal
Alkohol Tingkatkan Ketidaksuburan pada Wanita
Rona Kehidupan
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Alkohol Tingkatkan Ketidaksuburan pada Wanita"
Post a Comment