Search This Blog

Serangan Jantung pada Usia Muda

Metrotvnews.com, Jakarta: Sejumlah faktor meningkatkan risiko serangan jantung di usia muda. Mereka yang berisiko perlu menjalani pemeriksaan kesehatan jantung berkala.

Sudden cardiac death atau kematian mendadak akibat serangan jantung tidak memandang umur. Wafatnya penyanyi Michael Mohede, Minggu (31/7), menjadi salah satu contohnya. Penyanyi yang akrab disapa Mike Mohede itu meninggal pada usia yang tergolong muda, 32 tahun, karena serangan jantung.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Siska S Danny, menjelaskan, serangan jantung terjadi akibat penyakit jantung koroner, yakni penyakit yang disebabkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah jantung (koroner) akibat penumpukan plak, substansi yang tersusun atas lemak, dan sejumlah komponen lain.

"Pembuluh darah koroner bertugas memasok oksigen dan nutrisi ke jantung. Ketika tersumbat, pasokan itu terhenti, timbullah serangan jantung," jelas dokter dari RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta itu, kemarin.

Penyakit jantung koroner lebih sering terjadi pada orang-orang tua. Kejadian pada orang muda, lanjutnya, disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, faktor genetik.

Menurut Siska, orang yang memiliki riwayat keluarga penderita penyakit itu memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena serangan jantung.

"Yang dimaksud keluarga ialah keluarga kandung, seperti ayah, ibu, atau saudara kandung ada yang mengalami penyakit itu," imbuh Yayasan Jantung Indonesia tersebut.

Selain itu, kelainan bawaan dari pembuluh arteri koroner juga menjadi faktor risiko lain penyebab kematian mendadak akibat serangan jantung di usia muda.

"Beberapa faktor risiko lain ialah kadar kolesterol total dan LDL tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, diabetes mellitus, kegemukan (obesitas), kurang olahraga, dan stres.

"Meski perjalanan penyakit jantung koroner terbilang panjang, keberadaan gangguan itu di tubuh tidak selalu menimbulkan gejala mengganggu. Karena itulah, langkah pencegahan yang perlu dilakukan ialah pemeriksaan kesehatan jantung berkala untuk mendeteksi dini penyakit tersebut. "Kalau seseorang memiliki tiga faktor risiko tersebut, kita sarankan untuk memeriksakan kesehatan jantungnya mulai usia 30-an," imbuh dia.

Aktivitas fisik

Secara terpisah, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Siloam Hospitals, Antonia Anna Lukito, mengatakan kurangnya aktivitas fisik berpotensi memicu penyakit jantung koroner pada usia muda. Ia menjelaskan kurangnya aktivitas fisik membuat seseorang cenderung lebih gemuk, terutama pada bagian perut dan dapat membuat seseorang mengalami central obesity.

"Lemak di bagian perut berbeda dengan lemak di bagian paha ataupun lengan. Lemak di perut adalah lemak putih. Lemak di paha dan lengan lemak cokelat. Lemak putih mengandung hormon jahat yang dapat merusak metabolisme tubuh," terangnya, kemarin.

Dari gangguan metabolisme itu, lanjutnya, seseorang dapat terkena sindrom metabolis yang mengakibatkan penumpukan lemak di organ-organ dalam, termasuk pembuluh darah jantung. Akibatnya, terjadi penyempitan pembuluh darah arteri jantung.

Antonia menambahkan, kematian mendadak akibat serangan jantung biasanya terjadi ketika jantung tidak mampu memompa darah ke otak setelah kekurangan pasokan darah. "Biasanya pasien tidak sempat sakit atau teriak karena ketika otak tidak mendapat pasokan darah dari jantung 4 menit saja, otak rusak, pasien pun langsung meninggal," jelasnya.

Pada pria kecenderungannya lebih tinggi, yaitu 60% langsung meninggal setelah mengalami serangan jantung. Adapun pada perempuan 45% berisiko meninggal.

Menurutnya, saat ini ada kecenderungan makin banyak orang yang meninggal karena serangan jantung di usia muda. Bahkan, ada yang masih berusia 17 tahun. "Biasanya yang melakukan deteksi lewat medical check-up para orang tua, sedangkan anak-anak muda apalagi umur belasan tahun, luput tidak periksa jantung," imbuhnya.

Oleh karena itu, Antonia menyarankan salah satu solusi meminimalkan penyakit jantung di usia muda ialah mencegah mereka mengalami obesitas melalui pengaturan pola makan dan rutin olahraga minimal dua setengah jam per minggu. (H-3)
Baca Berita Asal
Serangan Jantung pada Usia Muda
Rona Kehidupan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Serangan Jantung pada Usia Muda"

Post a Comment

Powered by Blogger.