Search This Blog

BVS, Teknologi Baru untuk Atasi Penyakit Jantung

Metrotvnews.com, Jakarta: Teknologi stent, dikenal juga dengan ring, menjadi teknik alternatif dalam menangani pasien gangguan fungsi jantung sejak 1980. Pemasangan stent dianggap sebagai tindakan invasif minimal, karena hanya dilakukan pembedahan dengan sayatan kecil.

Prosedur pemasangan stent pun tanpa bius total, dan hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam, atau lebih jika diperlukan pemasangan beberapa stent.

Pemasangan stent cukup diminati karena tidak menimbulkan rasa tak nyaman secara signifikan setelah pasien menjalani operasi. Prosedur ini juga memberikan masa pemulihan lebih cepat, dibanding menjalani operasi bypass arteri koroner.

Hingga 2011, stent yang digunakan dalam pengobatan jantung masih memiliki kelemahan sehingga memungkinkan terjadinya serangan jantung berulang.

Internist dan Kardiolog RS Medistra Prof. T. Santoso, MD, Sp.PD, KKV, Sp.JP, FACC, FESC menjelaskan, ada dua stent yang digunakan untuk mengatasi penyakit jantung, yakni stent tanpa salut obat (Bare Metal Stent/BMS) dan Stent Bersalut Obat (Drug Eluting Stent/DES). Dua stent ini dikenal sebagai stent generasi pertama.

"Kekurangannya, stent akan tertanam secara permanen sehingga pasien kembali berisiko mengalami penyumbatan pembuluh darah," jelas Santoso, dalam edukasi kesehatan di RS Medistra, Jakarta Selatan, Senin (15/8/2016).

Bioresorbable Vascular Scaffold (BVS)

Santoso kemudian memperkenalkan teknologi stent terkini yang bisa larut dalam pembuluh darah. Teknologi tersebut dikenal dengan nama Bioresorbable Vascular Scaffold (BVS).

"BVS terbuat dari bahan biodegradable, berbeda dengan generasi pertama yang terbuat dari metal. BVS akan hilang dalam waktu 2-5 tahun, diserap darah dalam bentuk air dan karbondioksida," papar Santoso.

Hingga saat ini, BVS telah digunakan sebagai tindakan pengobatan jantung pada lebih dari 150 ribu pasien, di lebih dari 100 negara.  BVS dapat digunakan untuk menangani kasus jantung sederhana, hingga berat. "Misalnya, pembuluh darah berkapur, pembuluh darah terlalu panjang dan rumit, dan pada orang yang mengalami serangan jantung," papar Santoso.

Dibanding generasi sebelumnya, BVS bisa mengembalikan pembuluh darah menjadi sehat seperti semula. Namun, bukan berarti tak punya kelemahan, BVS tak bisa diaplikasikan pada pembuluh darah yang sempit di bawah 2,5 milimeter sehingga tak semua pasien bisa dilakukan terapi ini.

Disamping itu, harga menjadi masalah utama mengingat ini termasuk metode yang paling mutakhir saat ini. Santoso mengatakan, harga terapi BVS bisa mencapai dua kali lipat dibanding terapi dengan stent generasi pertama. "Kurang lebih Rp 24 juta," kata Santoso.

Namun, Santoso optimistis terapi BVS akan semakin terjangkau, seiring berjalan waktu. "Seperti stent generasi pertama, awalnya mahal. Sekarang bisa pakai BPJS. Tak menutup kemungkinan BVS juga akan seperti itu,"  pungkasnya.

Gangguan fungsi jantung menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian yang mencapai 7,2 jiwa per tahun, atau setara dengan 12 persen dari total angka kematian di dunia.

Menilik adanya fakta tersebut, hadirnya inovasi dalam hal penanganan diharapkan dapat meningkatkan peluang kesembuhan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Baca Berita Asal
BVS, Teknologi Baru untuk Atasi Penyakit Jantung
Rona Kehidupan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "BVS, Teknologi Baru untuk Atasi Penyakit Jantung"

Post a Comment

Powered by Blogger.