Search This Blog

Pemberantasan Hepatitis Masuk dalam Agenda Dunia

Metrotvnews.com, Jakarta: Pada Tujuan Pengembangan Milenium (2001-2015), terdapat tiga penyakit yang menjadi perhatian utama, yaitu HIV, malaria, dan tuberkulosis (TB). Kini, dalam Tujuan Pembangunan lanjutan (SDG) yang akan dilaksanakan pada 2016-2030, hepatitis masuk menjadi salah satu fokus utama dalam hal pemberantasan penyakit.

Prof. DR. Dr. David Handojo Muijono SpPD, FINASIM, PhD, dari Komite Ahli Hepatitis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan, bahwa beban penyakit hepatitis bagi negara cukup signifikan.

Di samping menyebabkan kesakitan dan kematian, hepatitis B dan C mengakibatkan kerugian sosio-ekonomi yang besar dimana keparahan penyakit justru terjadi pada usia produktif sehingga investasi keluarga dan negara dalam asuhan (sejak kecil menjadi dewasa), pendidikan, dan ekonomi, menjadi sia-sia dan menyebabkan hilangnya produktivitas generasi yang terinfeksi penyakit ini.

Semua ini diperparah dengan beban keluarga dan negara dalam merawat penderita, dan biaya pengobatan yang amat besar.

Beberapa target SDG terkait hepatitis di tahun 2020 diantaranya adalah 5 juta oranag menerima pengobatan untuk hepatitis B kronik, 3 juta orang sudah menjalani pengobatan hepatitis C kronik, dan mengurangi jumlah munculnya kasus baru terkait penyakit hepatitis kronik sebanyak 30 persen dibandingkan tahun 2015.

Selanjutnya, tahun 2030 diharapkan beberapa target lain seperti telah terjadi pengurangan dari penyakit hingga 90 persen (dari 6-10 juta infeksi menjadi 0.9 juta infeksi), mengurangi jumlah kematian tiap tahun (dari 1,4 juta menjadi 0.5 juta kematian), dan membuka semua akses pelayanan untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut.

"Kurangnya kesadaran dan data yang ditunjukkan membuat orang tidak menjadikan hepatitis sebagai prioritas. Bahkan, 95 persen penderita tidak menyadari mereka terkena virus tersebut," tukas dr. David dalam acara edukasi media Hepatitis: Kenali, Deteksi, Obati pada Selasa (9/8/2016).

Oleh karena itu, ia menyarankan untuk melakukan deteksi dini seperti pada ibu hamil atau melakukan skrining pada populasi tertentu yang memiliki risiko terkena hepatitis , seperti petugas kesehatan atau pekerjaan yang berhubungan dengan jarum suntik.

Di Indonesia sendiri, selain melakukan imunisasi hepatitis B saat bayi dan deteksi dini, beberapa jenis obat-obatan untuk hepatitis C pun telah ada, meskipun menggunakan jalur khusus (SAS), yaitu Direct Acting Antiviral (DAA) jenis Sovosbuvir yang memiliki efek samping paling rendah diantara obat-obatan lainnya.
Baca Berita Asal
Pemberantasan Hepatitis Masuk dalam Agenda Dunia
Rona Kehidupan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pemberantasan Hepatitis Masuk dalam Agenda Dunia"

Post a Comment

Powered by Blogger.