Search This Blog

Mengenal Burnout, Tekanan yang Dialami Karyawan

Metrotvnews.com, Jakarta: Sebuah penelitian dari Swiss mengungkapkan, keticakcocokan antara kebutuhan karyawan dan karakter pekerjaan dapat menyebabkan burnout.

"Dalam studi ini, burnout memiliki pengertian sebagai respons terlalu lama pada emosi kronik dan tekanan interpersonal terhadap pekerjaan," kata Veronika Brandstätter, profesor psikologi di University of Zurich di Swiss, sekaligus penulis utama penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychology.

Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai akuntan dan memiliki sifat senang berhubungan dengan orang lain secara intim, mungkin merasa kurang cocok karena pekerjaannya yang tidak memberikan peluang untuk bersosialisasi.

Ketidakcocokan antara tuntutan pekerjaan dan kebutuhan sosial, membuat seseorang rentan mengalami burnout.

Para peneliti menemukan, penting bagi seseorang untuk mendapatkan kecocokan antara dua aspek untuk menghindari burnout, yaitu afilisasi atau tingkat kedekatan dalam hubungan sosial di pekerjaan, dan kemampuan dari orang tersebut untuk memengaruhi, serta mengambil tanggung jawab untuk orang lain.

Seseorang yang memiliki motif afiliasi yang kuat harus memiliki pekerjaan yang menawarkan individu kesempatan untuk berinteraksi dengan cara yang ramah dengan orang lain.

Sementara, seseorang yang memiliki motif kekuasaan yang kuat harus memiliki pekerjaan yang menawarkan individu ini kesempatan untuk berada dalam peran kepemimpinan, jelas Veronika.

Di sisi lain, orang yang tidak memiliki motif kekuasaan yang kuat akan lebih rentan terhadap burnout jika diharuskan memimpin.

Penelitian tersebut mengobservasi 97 karyawan perempuan dan laki-laki berusia 22-62 tahun yang mengunjungi website penyedia informasi seputar bournout.

Mereka mengisi kuesioner online tentang latar belakang, karakteristik pekerjaan, dan kesejahteraan fisik.

Untuk menemukan motif, para peserta diperlihatkan lima foto berbeda yang menggambarkan pekerjaan, seperti arsitek atau peneliti laboratorium, kemudian membuat cerita khayalan seputar foto tersebut.

Para peneliti menganalisa deskripsi tersebut dari segi hubungan dalam gambar (motif afiliasi) dan dampaknya pada orang lain (kekuatan motif).

Mereka menemukan bahwa ketika kebutuhan pribadi karyawan dan karakteristik pekerjaan tidak cocok, maka hal tersebut akan menjadi penekan tersembunyi. Disebut 'tersembunyi' karena para responden sendiri tak menyadarinya.

Ketidakcocokan tersebut tak hanya menyebabkan burnout, tetapi juga memberi pengaruh pada fisik.

Para peneliti menemukan, pekerja yang mengalami burnout mengalami keluhan fisik seperti sakit kepala, sakit perut, atau sakit tenggorokan.

Bagi mereka yang mengalami masalah afiliasi, bisa melakukan beberapa hal seperti melibatkan orang lain dalam proyek pekerjaan agar tidak  mengalami burnout. Sementara, bagi mereka yang ingin mengambil tanggung jawab lain, disarankan mengajukan peluang karir di bidang lain.

Namun, tidak semua situasi burnout bisa diselesaikan.


"Jika seseorang berada dalam posisi manajemen, tetapi tidak menikmati berada dalam peran kepemimpinan, maka karyawan tersebut mungkin perlu berganti pekerjaan," kata Veronika menyarankan.
Baca Berita Asal
Mengenal Burnout, Tekanan yang Dialami Karyawan
Rona Kehidupan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mengenal Burnout, Tekanan yang Dialami Karyawan"

Post a Comment

Powered by Blogger.