"Setiap daerah di Indonesia memiliki karakter air yang berbeda, baik dari akses maupun ketersediaannya," ujar David Andre Ardhani Kamal, direktur NDR, Wahana Visi Indonesia dalam konfrensi pers P&G Berbagi Air Bersih, di Jakarta, Jumat (19/8/2016).
Ia memberi contoh daerah Sekadau yang terletak di Kalimantan Barat. Meskipun pulau tersebut terkenal dengan sebutan seribu sungai, ternyata kebersihan airnya masih kurang. Air di daerah tersebut lebih banyak mengandung logam yang tak baik bagi tubuh.
"Logam itu biarpun sudah dimasak tetap tak bisa menghilang, hanya mengendap. Jadi kalau terminum akan memberi efek berbahaya dalam jangka panjang, seperti merusak ginjal," tambahnya.
Selain logam, masalah lain dari air bersih adalah bakteri yang terdapat di dalamnya. Bakteri dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pencernaan, diare adalah yang paling umum.
"Saat kami mensosialisasikannya beberapa waktu lalu di Papua, mereka bilang air bisa membuat kenyang, padahal yang mereka minum air berbakteri. Saat air bersih diberikan, mereka merasa aneh karena tidak mengenyangkan," tukasnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan edukasi pada warga pelosok agar mengerti pentingnya air bersih dalam kehidupan.
"Kami mengajak mereka makan di daerah dekat air sungai dan mereka merasa itu jorok karena di dekatnya ada orang BAB. Lalu kami pun menjelaskan bahwa air yang sama pun telah mereka minum selama ini. Kami tidak mengajari, namun memberi fakta di depan mereka secara langsung agar mengerti," jelasnya.
Baca Berita Asal
56 Persen Wilayah Indonesia Kesulitan Akses Air Bersih
Rona Kehidupan
Bagikan Berita Ini
0 Response to "56 Persen Wilayah Indonesia Kesulitan Akses Air Bersih"
Post a Comment